Erick Thohir Lanjutkan Perampingan BUMN hingga jadi 43 Entitas Saja
"Proses klasterisasi dan perampingan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja BUMN," ujarnya.

JawaPos.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meluncurkan laporan tahunan konsolidasi BUMN tahun 2021. Konsep laporan tersebut diklaim kali pertama yang dikeluarkan sebagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan pelat merah kepada publik.
Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan, selayaknya korporasi, Kementerian BUMN berupaya profesional, transparan, dan akuntabel dalam mengelola BUMN yang merupakan aset bangsa Indonesia yang material. “Oleh karena itu, laporan tahunan ini juga menerapkan standar laporan keuangan yang sejalan dengan standar akuntansi umum perusahaan. Dan, dalam proses penyiapannya, sudah dilakukan audit terbatas untuk menjaga integritas angka-angka yang material,” ujar Erick Rabu (28/9).
Dari laporan konsolidasi portofolio BUMN, pendapatan pada 2021 meningkat menjadi Rp 2.292,5 triliun atau tumbuh 18,8 persen jika dibandingkan pada 2020. Hal itu didorong pertumbuhan harga komoditas global dan peningkatan penjualan akibat peningkatan aktivitas penanggulangan Covid-19. Serta, pertumbuhan volume penjualan akibat pemulihan sebagian kegiatan ekonomi di beberapa klaster.
Erick menambahkan, salah satu efisiensi yang dilakukan dan memberikan dampak signifikan adalah pembentukan klaster BUMN. Per 31 Desember 2021, jumlah BUMN turun dari 108 entitas menjadi 92 entitas sesuai tanggal konsolidasi laporan keuangan holding.
Di antara jumlah itu, tujuh BUMN telah diproses untuk likuidasi. Sementara itu, sisanya diharapkan akan terkonsolidasi menjadi 43 entitas BUMN pada akhir 2022. “Proses klasterisasi dan perampingan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja BUMN,” ujarnya.
Pengamat BUMN Universitas Indonesia Toto Pranoto menyatakan, tren sepanjang 2021 menunjukkan kecepatan dalam pembentukan holding baru. Misalnya, pembentukan holding Aviasi & Turisme, ultramikro, serta terakhir di ujung tahun jasa survei.
“Konsep pembentukan holding itu relatif bagus apabila mampu menciptakan nilai tambah,” tuturnya.