Humas SMA 1 Air Naningan Akui Ada Pungutan, Ini Dana BOS -nya

Humas SMA 1 Air Naningan Akui Ada Pungutan, Ini Dana BOS -nya

Kanalvisual.com - Tanggamus, Lampung - Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memberikan dukungan keuangan kepada sekolah-sekolah di seluruh tingkatan, mulai dari SD hingga SMA atau sederajat.

Tujuan utama dari program dana BOS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menyediakan dana yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan operasional sekolah.

Penyalahgunaan dana BOS telah menciptakan catatan yang merugikan. Catatan terkait ini melibatkan berbagai jenis penyelewengan yang terjadi pada dana BOS, terutama dalam hal infrastruktur dan juga praktik Pungutan Liar (Pungli) atau korupsi terkait Program Indonesia Pintar (PIP).

Dalam lingkungan ini, dana BOS menjadi target utama untuk praktik-praktik yang merugikan, seperti tindakan penggelembungan harga dalam Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ).

Selain itu, ada praktik pelaporan palsu yang dibuat untuk tujuan penyelewengan, dana digunakan untuk kepentingan pribadi, ada penerimaan uang administrasi yang tidak sah, jumlah siswa sengaja digelembungkan atau dinaikkan untuk keuntungan dan bahkan ada perjanjian gelap yang melibatkan sekelompok individu.

Hal semacam ini  diduga terjadi di SMA Negeri 1 Air Naningan, Tanggamus, Lampung.

Ditelusuri dari data yang dimiliki oleh Awak Media ini, SMA Negeri 1 Naningan menerima dana bos sebesar Rp. 900 Juta pada tahun 2023.

Dengan besaran dana BOS tersebut, tidak membuat Pihak Sekolah melalui Komite Sekolah menggratiskan segala sesuatunya kepada Orang Tua Murid. Dugaan Pungutan Liar (Pungli) dengan berbagai bentuk alasan tetap menjadi momok yang memberatkan bagi Orang Tua Murid.

Seperti yang diceritakan oleh Orang Tua Murid (Wali Murid), sebut saja namanya Bunga (nama samaran) kepada Awak Media ini, Selasa (09/01/2024). 

Mereka dikumpulkan oleh Komite dan Kepala Sekolah. Saat itu mereka diminta untuk menyumbang uang komite yang besarannya bervariasi.

Ia menjelaakan, anaknya ketika kelas 10 (tahun 2022) membayar Rp. 3,2 juta, lalu saat kelas 11 (tahun 2023) sebesar Rp. 1,2 juta. "Pungutan ini sangat memberatkan bagi Saya," kata Bunga.

Terpisah, salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya, menceritakan, pada saat Rapat Komite, Ia pernah bertanya untuk apa uang tersebut. Namun dirinya tak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

"Saat itu, mantan Kepala Sekolah, Maspandi, S.Pd menjawab, dana tersebut untuk kegiatan, bukan bayaran. Setelah itu dana komite tetap dipinta sebesar diatas Rp. 1,5 juta," katanya.

Hal senada diutarakan salah seorang Murid kelas 12, dikediamannya. Ia diminta membayar Rp. 1,7 juta. Dirinya belum bisa membayar. Namun, sewaktu Ia kelas 11, membayar Rp. 2 juta-an. Itupun dibayarnya secara bertahap, ada kuitansi pembayarannya. 

Bila rata-rata setiap murid dipungut Rp. 1 juta, dengan jumlah murid pada tahun 2023 sebanyak 603 orang, maka pungutan yang dihasilkan sebesar kurang lebih Rp. 603 juta. 

Dikonfirmasi terkait dugaan pungutan Komite tersebut, Humas SMA 1 Air Naningan, Tusnan, menerangkan, bahwasanya dana tersebut diperuntukkan membantu membayar Honor Guru yang belum termasuk di Dapodik yang jumlahnya sekitar 15l orang. Kemudian Asessment yang tidak dicover oleh BOS seperti, Ujian Ulangan dan terakhir Ekskul.

"Dana tersebut dipakai untuk bayar honor yang belum terdaftar di Dapodik dan Ekskul," kata Tusnan.  

Ditambahkannya, bahwa kegiatan asessment itu ada yang tidak dibiayai oleh dana BOS seperti Ujian Semester ganjil, genap, Ulangan Triwulan kalau tidak salah itu tidak dibiayai oleh BOS dan kegiatan Pelatihan Perguruan Tinggi.

Saat disinggung apa dasar pihak sekolah memungut dana komite tersebut, Tusnan menerangkan, mengacu surat edaran Peraturan Gubernur. tahun 2020 Nomor 68 dan PP nomor 75 tentang pendidikan, bahwa pendidikan negeri dan swasta sesungguhnya itu bukan tanggung jawab pemerintah saja, silahkan kalian buka itu. Tetapi disitu ada beberapa pihak, dikuatkanlah dangan Keputusan Gubernur, dalam hal ini Bosnas yang kedua Bosda (bos daerah) berdasarkan Provinsi masing-masing. Untuk Lampung, di SMA Air Naningan ini tidak lebih dari 10 orang yang menerima Bosda tersebut 

Ketiga, Donatur tetap. Tetapi Kita tidak ada donatur tetap. Donatur dalam hal ini diasumsikan ke wali murid yang aktif, itulah sebagai donatur tetap yang artinya wali murid aktif, kebutuhan sekolahan kami sampaikan ke wali murid melalui komite," ujarnya. 

Ketika awak media menyinggung, besaran dana untuk Rehab Sekolah, Tusnan menambahkan, itu kewenangan Maspandi, mantan Kepala Sekolah yang lama. Ngecet dan lapangan untuk dana BOS tahap I (pertama)

Membandingkan penjelasan Tusnan, berikut realisasi dana BOS di SMA 1 Air Naningan tahap I tahun 2023.

- Penerimaan Peserta Didik Baru Rp. 20.286.000.                                                         - Pengembangan Perpustakaan Rp. 2.622.000                                                           - Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler Rp. 1.800.000.                                                       - Kegiatan Asesmen/Evaluasi Pembelajaran Rp. 73.475.600                                                    - Administrasi Kegiatan Sekolah.                     Rp 118.128.200.                                                 - Langganan Daya dan Jasa.                          Rp. 8.690.000                                                     - Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah Rp  43.625.000                                                   - Penyediaan Alat Multi Media Pembelajaran Rp. 24.274.000.                                                   - Pembayaran Honor.                                    Rp. 140.010.000

Bila merujuk apa yang disampaikan Tusnan dengan dana BOS tahap I, berarti Honor Guru yang belum ternasuk di Dapodik sebanyak 15 orang, sebesar Rp. 140.000.000 : 15 = Rp. 9.333.333 : 6 bulan = Rp. 1 555.555 perorang.

Kemudian, Kegiatan Asessmen/Evaluasi Pembelajaran Rp. 73.475.600 : 6 bulan = Rp. 12.245.933 assemen per bulan

Realisasi dana BOS tahap II SMA Negeri 1 Naningan, sebagai berikut :

- Penerimaan Peserta Didik Baru                    Rp. 15.525.000.                                                    - Pengembangan perpustakaan                     Rp. 16.700.800                                                  - Kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran     Rp 78.450.100.                                                  - Administrasi kegiatan sekolah                      Rp. 148.294.650                                                  - Langganan daya dan jasa                              Rp  9.120.000.                                                    - Pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah Rp 12.525.000.                                                    - Penyediaan alat multi media pembelajaran  Rp. 30.051.000.                                                  - Pembayaran honor                  Rp.123.395.000.

Dalam tahap Ii ini pun, bila merujuk juga pernyataan Tusnan, berarti Honor Guru sebesar Rp. 123.395.000 : 15 orang = Rp. 8.226.333 :6 bulan = Rp. 1.371.055 perorang. Dan Kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran Rp 78.450.100 : 6 bulan = Rp. 13.075.016 assement per bulan

Maka pertanyaannya, sebenarnya pungutan kepada wali murid melalui Komite Sekolah digunakan untuk apa?. Lalu apakah demikian besar assement tiap bulannya? 

Mencermati hal tersebut diatas, para Oknum di Sekolah SMA Negeri 1 Naningan, diduga melakukan Pungutan Liar (Pungli) kepada Wali Murid dengan melibatkan Komite Sekolah. 

Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang Ketua LSM Pelopor, Sumiarto, saat dihubungi melalui sambungan seluler WhatsApp, Rabu (10/01/2024) sore. 

Diungkapannya, acapkali pungutan-pungutan liar di sekolah menjadi topik pemberitaan. Penomena ini seperti tidak ada hentinya. Padahal, Presiden RI telah menerbitkan Perpres Nomor 87 Tahun 2016 tentang satuan tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) untuk mencegah dan memberantas praktik pungli di sejumlah instansi salah satunya yang paling rawan pungutan liar adalah di sekolah-sekolah dengan berbagai cara modus oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,

Adapun ragam pungutan di sekolah-sekolah, diantaranya : uang pendaftaran masuk, uang SSP / Komite, uang OSIS, uang ekstrakulikuler, uang ujian, uang daftar ulang, uang study tour, uang les, buku ajar,  uang perpustakaan, uang bangunan, uang LKS dan buku paket, dan masih banyak lagi. 

"Komite sekolah diduga dijadikan perpanjangtanganan dari Kepala Sekolah untuk memungli ke wali murid," kata Sumiarto.

Lanjutnya, Secara keseluruhan, tanggung jawab penuh kepala sekolah dalam penyaluran dana BOS melibatkan kepemimpinan yang berintegritas, transparansi dan keterlibatan aktif dalam memastikan dana tersebut mendukung peningkatan kualitas pendidikan serta pelayanan yang maksimal kepada siswa, terlebih masyarakat sekolah.

Sementara, Pemerhati Hukum, Surya Kencana, S H, saat dimintai komentarnya, mengatakan, sangat mendudung atas dikeluarkan Perpres No 87 tahun 2016 karena selama ini maraknya Pungli di sekolah+sekolah melalui rapat komite wali murid ini praktek korupsi kecil tapi sangat terkodinir. 

"Makanya dengan telah dibentuknya Saber Pungli, setidaknya sudah melakukan pencegahan dalam hal praktik pungli di instansi sekolah," ungkap Surya. (Oscar/red).