Bupati Rohil : Tak Berdasar Lembaga INPEST Gelar Demo di Kantor KPK dan Kejagung
Kanalvisual.com - Rohil, Riau - Puluhan Massa dari Lembaga Independen Pembawa Suara Transparansi (INPEST) menggelar aksi demonstrasi damai di depan gedung KPK Jakarta dan Gedung Kejagung, Kamis (01/08/2024).
Aksi demo damai di depan gedung KPK dan Kejagung secara bersamaan dihadiri Ketum Lembaga INPEST, Ganda Mora, Kordinator Aksi, Lambok Str, Kordinator Lapangan, Lambok Simbolon serta diikuti puluhan Anggota dari Lembaga INPEST.
Dalam tuntutannya, Lembaga INPEST meminta KPK supaya memeriksa dan mengusut aliran Dana PI sebesar Rp. 488 Milyar ke BUMD Rohil serta Dana Bagi Hasil Sawit sebesar Rp. 39 Miliar.
Menanggapi aksi tersebut, Bupati Rohil, Afrizal Sintong, S.IP., M.Si saat dikonfirmasi Awak Media pada Kamis (01/08/2024) malam menyebutkan, bahwa aksi yang digelar Inpest di depan kantor KPK dan kantor Kejagung tersebut tanpa dasar. Bahkan, Bupati menduga aksi tersebut ditunggangi oleh Oknum-Oknum tertentu di tahun politik.
"Aksi demo ini tidak berdasar dan diduga di tunggangi oleh oknum-oknum tertentu di tahun politik," kata Bupati.
Bupati menjelaskan, dana Participating Interest (PI) 10 persen yang diterima oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Rohil tahun 2023 sebesar Rp. 488 Milyar melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan penerimaan Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit sebesar Rp. 39 Miliar, penggunaannya telah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Terkait Dana Bagi Hasil Sawit lanjut Bupati, transfer bukan dilakukan ke rekening BUMD. Melainkan ke rekening Pemerintah Daerah dan telah digunakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sebab kata Bupati, penggunaan DBH sawit tersebut sudah ada porsinya, seperti pembangunan Infrastruktur dan BPJS Ketenagakerjaan.
"Saya selaku Bupati tentu sangat hati-hati sekali. Karena secara otomatis jabatan saya adalah pemilik modal di dalam perusahaan tersebut dan setiap tahun itu juga diaudit oleh Inspektorat dan BPKP. Jadi sangat keliru sekali melakukan demo di KPK dan di Kejagung. Apalagi orang-orang yang demo tersebut tinggal di Pekanbaru, tentu untuk ke Jakarta biaya transportasinya sangatlah mahal," pungkasnya. (Jekson, S.H).