Baju Seragam Tak Kunjung Tiba, Kepsek SMP Negeri 10 Kandis Lepas Tangan
Kanalvisual.com - Siak, Riau - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah berakhir sekitar 4 bulan yang lalu (Juni 2024) dan peserta didik sudah mulai mengikuti proses belajar mengajar normal selayaknya Siswa/i lainnya.
Tetapi di sisi lain, Orang Tua (Wali Murid) merasa resah. Pasalnya anak-anak mereka sampai saat ini belum menerima baju seragam yang dipesan beberapa waktu lalu di sekolah.
Seperti halnya di SMPN 10 Kandis. Informasi didapat, orang tua nurid sudah memberikan uang muka (DP) untuk seragam sekolah kepada Oknum LSM yang mengkoordinir pakaian baju seragam sekolah anak mereka.
Saat Tim Awak Media menelusuri ke SMPN 10 Kandis, Jalan Libo Baru Km. 17, Desa Sam Sam, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, bertemu dengan orang tua murid (kita sebut saja ibu Sinurat) yang menuturkan, bahwa benar untuk baju seragam diukur di Sekolah SMP Negeri 10 Kandis. Tapi sampai saat ini baju tersebut tak kunjung datang.
Saat ditanya, apakah sudah membayar baju seragam tersebut, Ibu Sinurat mengatakan, Ia telah membayar sebahagian atau DP. Selesai baju seragamnya baru dilunasi. Lalu ketika ditanya siapa yang melakukan pengukuran, Ibu Sinurat mengatakan nama seseorang, Yanti (nama samaran).
Ditemui di kediamannya yang merupakan tempat usaha jahit baju, Yanti mengakui bahwa dirinya yang mengukur seragam murid SMPN 10 Kandis, atas suruhan Oknum Wartawan P.N.
"Benar Pak, Saya yang mengukur untuk seragam Siswa/i SMPN 10, atas suruhan Pak Wartawan P.N. Tapi hasil ukuran dan uang muka (DP) diambil semua oleh pak P.N. Saya cuma dikasih upah ngukur, selebihnya saya tidak tahu pak," ujar Yanti.
Di tempat lain, Irianto Kataren, salah seorang orang tua murid di SMPN 2 Kandis, Jln. Pelajar, mengatakan kepada awak media, anaknya sudah diukur di sekolah, tetapi hingga saat ini seragam tersebut belum diterimanya.
Saat ditanya siapa yang mengukur baju seragam anaknya, Irianto Kataren mengatakan Pak Su.
Kata Irianto, Pak Su selalu menghindar ketika dihubungi melalui telepon. Ternyata, nomor 0812XXXXXXXX dan 0821XXXXXXXX bukan nomor tukang jahit, tapi nomor Oknum LSM P.N dan nomor Istri Oknum LSM tersebut. Akhirnya Irianto mengambil kebijakan, beli sendiri di toko, lebih murah dari yang di sekolah.
"Memang belum lunas, baru Saya bayar DP," ujar Irianto menjawab pertanyaan awak media, apakah sudah bayar lunas.
Saat dikonfirmasi ke Dinas Pendidikan kabupaten Siak, Rozi, mengatakan, mereka telah berkordinasi dengan kawan-kawan Disdik dan Korwil Kandis, tidak ada sekolah di Kandis melakukan hal tersebut. (Tri/Red).